Sejenak kita tinggalkan dahulu hegemoni Liga
Champions Eropa 2013 yang mengukuhkan Bayern Munchen sebagai juara. Mari
sejenak mata kita menoleh ke ajang Liga Champions Asia (LCA), turnamen yang
tentunya kalah jauh pamornya dibanding Liga Champions di benua biru.
Ya, Buriram United,
klub asal Thailand dengan kapten tim Suchao Nutnum, mantan pemain Persib
Bandung ini, membuat sejarah baru di tahun keduanya tampil di LCA. Mereka mampu
lolos babak perempat final Liga Champions Asia.
Mengapa istimewa? Karena mereka adalah klub
ASEAN pertama yang melakukannya sejak format baru Asia Champions League pada
2003, jauh meninggalkan pemberitaan semu yang mengatakan liga Indonesia
beberapa tahun lalu adalah yang terbaik ke-8 di Asia.
Padahal, pada 2007 klub Indonesia masih dapat
mengirim dua wakilnya secara otomatis ke fase grup LCA (Persik Kediri &
Arema). Seiring berjalan waktu bersamaan dengan memburuknya situasi di
sepakbola Indonesia dan buruknya pencapaian wakil Indonesia yang berlaga di
ajang tersebut membuat aspek penilaian dari AFC untuk Indonesia berkurang,
sehingga mengurangi jatah, bahkan pada 2013 tak ada wakil Indonesia di LCA.
Buriram United adalah gambaran betapa Thailand
Premier League berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mungkin suatu
keputusan yan tepat juga bagi Irfan Bachdim mau keluar dari zona aman untuk
mengembangkan karier dan bermain di liga Thailand.
Tidaklah kaget melihat Buriram United dengan
perkasanya mengalahkan klub asal Jepang, China, dan Korea. Yang terakhir dalam
partai pamungkas fase grup LCA, mereka mampu menahan Seoul FC dan memastikan
diri lolos ke babak berikutnya. Dengan lawan yang sama pula, Sriwijaya FC kalah
2-4 dan 5-1 pada medio 2009. Saat itu, liga Indonesia digembar-gemborkan
sebagai yang terbaik ke-8 di Asia.
Bukannya
membesar-besarkan keberhasilan Buriram United, namun rasanya hal ini tidak
cukup membuat sadar stakeholder sepakbola nasional dalam permasalahan kompetisi nasional yang
lebih membanggakan karena liganya legal diakui FIFA atau "jegeerrr"
nya liga karena jumlah penonton, banyak pemain asing, namun tak jelas muaranya
setelah menjuarai liga.
Entah sejauh mana Buriram melangkah di LCA,
tetapi sudah seharusnya sepakbola Indonesia sadar dan mau mengubah dirinya.
Pertanyaannya, kapan kita sadar dan mau melakukan perubahan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar